al-Mabni wa al-Mu'rob


المَبْنِى وَالمُعْرَبُ
al-Mabni wa al-Mu'rob

Perhatikan Contoh Jumlah di bawah ini
1) أَيْنَ مَنْـِزلُكَ؟                        10) القَطْنُ عِمَادُ الثَّرْوَةِ فِي مِصْرَ
2) أَيْنَ تَذْهَبُ؟                        11) جَنَى الفَلاَّحُ القُطْنَ
3) إِلَى أَيْنَ تَسِيْرُ؟                     12) تُصْنَعُ المَلاَبِسُ مِنِ القُطْنِ
        * * *                          *  *  *
4) ذَبَحَ الجَزَّارُ شَاةً                   13) ذَبُلَتُ الوَرْدَةُ
5) الجَزَّارُ ذَبَحَ شَاةً                   14) شَمَمْتُ الوَرْدَةَ
6) هَلْ ذَبَحَ الجَزَّارُ شَاةً؟             15) نَظَرْتُ إِلىَ الوَرْدَةِ
        *  *  *                        *  *  *
7) مِنْ أَيِّ مَكَانٍ جِئْتَ؟              16) يَثْمِرُ البُسْتَانُ
8) جِئْتُ مِنْ مَنْزِلِي                   17) لَنْ يَثْمِرَ البُسْتَانُ  
9) أَخَذْتُ مِنْ أَبِي نُقُوْداً             18) البُسْتَانُ لَمْ يَثْمِرْ 
Pembahasan
Jika kita perhatikan kalimah أَيْنَ, ذَبَحَ, مِنْ di contoh jumlah di sebelah kanan (1-9) di atas, maka ditemui bahwa akhir ketiga kalimah tersebut tetap, tidak berubah, meskipun diletakkan di berbeda tempat. Kalimah  أَيْنَ, ذَبَحَ  akhirannya tetap fathah dan مِنْ akhirannya tetap kasroh

Dan jika kita perhatikan kalimah القُطْنُ ، الوَرْدَةُ ، يُثْمِرُ pada jumlah sebelah kiri (10-18) di atas, maka dapat ditemukan akhirannya pasti berubah mengikuti keadaan di mana ditempatkan. Kedua kalimah القُطْنُ ، الوَرْدَةُ didapati berubah dari rofa' (dhommah) menjadi nashb (fathah) kemudian menjadi jarr (kasroh). Sedangkan يُثْمِرُ berubah dari rofa' (dhommah) menjadi nashb (fathah) kemudian jazm (sukun).

Kaidah
  • al-Kalimah terbagi menjadi dua: yang tetap akhirannya di tempat manapun dalam sebuah jumlah disebut mabni dan yang berubah akhirnya disebut mu'rob.
  • al-Harf seluruhnya mabni, begitu pula seluruh fi'il madhi dan fi'il amr. 

Kerjakan Latihannya di sini

al-Mujarrod wa al-Majid

المُجَرَّدُ وَالمَزِيْدُ
 أَبْوَابُ المُجَرَّدِ
al-Mujarrod & al-Majid (bab al-mujarrod)

Perhatikan contoh jumlah berikut ini:

1. نَصَرَ – يَنْصُرُ               2. ضَرَبَ – يَضْرِبُ                   3. فَتَحَ – يَفْتَحُ 

4. فَرِحَ – يَفْرَحُ              5. كَرُمَ – يَكْرُمُ                      6. حَسِبَ – يَحْسِبُ

7. طَمْأَنَ – يُطَمْئِنُ         

Pembahasan
Fi'il madhi dalam enam jumlah di atas adalah "tsulatsi mujarrod." Pada fi'il di nomor pertama di atas kita baca huruf keduanya dengan harokat fathah (maftuh), sedangkan berikutnya juga dibaca maftuh, selanjutnya ada yang kasroh (maksur) dan dhommah (madhmum). 

Jika kita perhatikan dari contoh-contoh di atas, maka setiap fi'il madhi yang huruf keduanya maftuh, maka pada fi'il mudhari hurufnya akan dibaca madhmum, maksur, atau maftuh.  

Jika huruf kedua di fi'il madhi keadaanya maksur, maka hurufnya di fi'il mudhori' menjadi maftuh atau maksur, tetapi tidak pernah madmum. 

Dan jika huruf kedua di fi'il madhi keadaannya madhmum, maka huruf kedua pada fi'il mudhori; juga madmum, tidak yang lain.


Fi'il-fi'il di atas merupakan contoh yang berurutan dari bentuk yang terbanyak, jika semisal dengan نَصَر, maka disebut juga "bab nashoro"dan ini menjadi contoh terbanyak yang biasa dijadikan sebagai bab pertama. Bab kedua adalah Bab ضَرَب, begitu seterusnya.  


Adapun contoh yang ketujuh, ini merupakan fi'il ruba'i mujarrod, dan tidak ada bentuk mudhori kecuali satu saja yaitu dengan men-dhommah-kan huruf mudhori-nya (di awal fi'il) dan di-kasroh sebelum huruf akhir.

Kaidah
1) al-Fi'il al-Mujarrod ada dua; tsulasi dan ruba'i. Tsulasi dengan fi'il mudhari-nya terdiri dari 6 bab:


 نَصَرَ – يَنْصُرُ               2. ضَرَبَ – يَضْرِبُ                   3. فَتَحَ – يَفْتَحُ

4. فَرِحَ – يَفْرَحُ              5. كَرُمَ – يَكْرُمُ                      6. حَسِبَ – يَحْسِبُ

Adapun al-Ruba'i memiliki satu wazan (timbangan) saja, yaitu huruf mudhari-nya madhmum dan maksur sebelum akhir.



Pembagian Fi'il: Sahihul Akhir & Mu'talul Akhir

تَقْسِيْمُ الفِعْلِ إِلىَ صَحِيْحِ الآخِرِ وِمُعْتَلِ الآخِرِ
 Pembagian Fi'il menjadi Shahih Akhir & Mu'tal Akhir
 Perhatikan contoh-contoh di bawah ini:

1) أَلْقَى الصَيَّادُ شَبَكَتَهُ                        7) خَشِيَ مُحَمَّدٌ رَبَّهُ
2) دَعَا المَرِيْضُ الطَبِيْبَ                       8) أَبْغَي رِضَا الوَالِدَيْنِ
3) يَلْقَى المَسِيءُ جَزَاءَهُ                       9) يَبْنِي البَنَّاءُ مَسْجِداً
       * * *                      *  *  *
4) سَرُوَ الرَّجُلُ                         10) أَظْلَمَ المَكَانُ 
5) تَصْفُو السَمَاءُ                       11) اتَّقَدَ المِصْبَاحُ 
6) يَدْنُو فَصْلُ الشِّتَاءُ                   12) يَسْتَحِمُّ الغُلْمَانُ

Pembahasan: 
Kalimah pada tiga jumlah pertama di atas: أَلْقَى, دَعَا, يُلْقِى seluruhnya adalah fi'il yang diakhiri dengan alif karena diucapkan sebagaimana alif (fatha di akhir fi'il). Semua fi'il tersebut disebut fi'il mu'tal akhir. 

Perhatikan kalimah pula pada tiga jumlah kedua di atas: سَرُوَ, تَصْفُو, يَدْنُو, seluruhnya adalah fi'il yang diakhiri dengan waw. Fi'il ini juga dinamakan sebagai fi'il mu'tal akhir. 

Kemudian, pada jumlah ketiga terdapat kalimah: خَشِيَ, أَبْغَي,يَبْنِي, seluruhnya adalah fi'il yang diakhiri dengan ya. Semuah fi'il ini disebut sebagai fi'il mu'tal akhir. 

Adapun contoh fi'il di jumlah yang keempat tidak disebut sebagai fi'il mu'tal akhir karena tidak diakhiri oleh alif, waw, atau ya. 


Kaidah:

- Fi'il mu'tal akhir adalah fi'il yang diakhiri dengan huruf alif, waw, atau ya. Ketiga huruf ini disebut sebagai huruf 'illah.
- Sedangkan Fi'il Shahih Akhir adalah yang kosong dari ketiga huruf 'illah