النَعْتُ
An-Na’at
Contoh
(1)
هذَا كِتَابٌ مُفِيْدٌ . (1) هذَا مَيْدَانٌ فَسِيْحٌ .
(2)
قَرَأْتُ كِتَاباً مُفِيْداً . (2) رَأَيْتُ مَيْدَاناً فَسِيْحاً .
(3) نَظَرْتُ فِي كِتَابٍ مُفِيْدٍ.
(3) جَرَيْتُ فِي مَيْدَانٍ فَسِيْحٍ.
(1) تَفَتَّحَتِ الوَرْدَةُ الجَمِيْلَةُ
.
(2) قَطَفْتُ الوَرْدَةَ الجَمِيْلَةَ .
(3) نَظَرْتُ إِلَى الوَرْدَةِ الجَمِيْلَةِ
Pembahasan
Setiap
kalimah dari tiga bagian contoh di atas; مُفِيْدٌ – فَسِيْحٌ – الجَمِيْلَةُ, mengikuti ism sebelumnya, sebagai sifat dari
ism sebelumnya tersebut. Oleh karenanya dia disebut sebagai na’at (sifat),
sedangkan ism sebelumnya sebagai man’ut (yang disifati).
Jika diperhatikan lagi, semua tiga na’at di
atas selalu mengikuti man’ut (ism yang disifati) dalam rafa’-nya, nashob-nya,
dan jarr-nya. Seperti yang dapat dibaca di atas; مُفِيْدٌ kemudian menjadi مُفِيْداً dan yang ketiga dibaca مُفِيْدٍ. Semua
ini (na’at) mengikuti man’ut (ism yang diseifati) sebelumnya. Begitupula pada contoh berikutnya.
Kaidah
- An-na’at adalah ism yang menunjukkan sifat ism
sebelumnya, yang disebut sebagai man’ut.
- An-na’at mengikuti man’ut dalam keadaan rafa’,
nashb, dan jarr-nya.
Donwload latihan Na'at wa Man'ut di sini
Donwload latihan Na'at wa Man'ut di sini