Macam-Macam Tempat Tinggal

Masih ingat fungsi huruf "Lam" yang ditempatkan sebelum ism (kata benda)???

Perhatikan gambar ini dan cobalah menempatkan "lam" yang sejenis sebelum kata benda (ism) yang lainnya!

Contoh: "masjid untuk orang orang yang shalat"

المَسْجِدُ لِلْمُصَلِّيْنَ

Giliran Anda memberi contoh yang lain.....!

Fungsi Huruf "Lam"


Masih ingat fungsi huruf "Lam" yang ditempatkan sebelum ism (kata benda)???

Perhatikan gambar ini dan cobalah menempatkan "lam" yang sejenis sebelum kata benda (ism) yang lainnya!

Contoh: "makan agar kuat"

الأَكْلُ لِلْقُوَةِ

Giliran Anda memberi contoh yang lain.....


Menghafal Bilangan

Dengarkan cara membaca bilangan dari 1-5



Dengarkan cara membaca bilangan dari 6-10

Perkenalan

Dengarkan dengan saksama audionya tanpa melihat teksnya. Setelah itu, bacalah teksnya dengan suara nyaring (tanpa mendengar audio) sambil memahami maknanya. Kemudian dengarkan kembali audionya sambil melihat teksnya. Akhirnya, dengarkan lagi audionya tanpa melihat tulisannya.


خَالِد: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
Khollid: "Assalamu'alaikum"
خَلِيْل: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
Kholil: "wa 'alaikumusalam"
خَالِد: اِسْمِيْ خَالِد، مَا اسْمُكَ ؟
Kholid: "Namaku Kholid, siapa namamu?"
خَلِيْل: اِسْمِيْ خَلِيْل
Kholil: "Namaku Kholil"
خَالِد: كَيْفَ حَالُكَ ؟
Kholil: "Bagaimana keadaanmu (apa kabar)?"
خَلِيْل: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ. وَكَيْفَ حَالُكَ أَنْتَ ؟
Kholil: "Baik, alhamdulillah. Kalau kamu bagaimana?"
خَالِد: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ
Kholid: "Baik, alhandulillah."



خَوْلَة: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
خَدِيْجَة: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
خَوْلَة: اِسْمِيْ خَوْلَة، مَا اسْمُكِ ؟

Namaku Khaulah, siapa namamu?
خَدِيْجَة: اِسْمِيْ خَدِيْجَة
خَوْلَة: كَيْفَ حَالُكِ ؟

Bagaimana keadaanmu (apa kabar)?
خَدِيْجَة: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ. وَكَيْفَ حَالُكِ أَنْتِ ؟
Baik, alhamdulillah. Kalau kamu bagaimana?
خَوْلَة: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ



مُحَمَّد: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
شَرِيْف: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
مُحَمَّد: مِنْ أَيْنَ أَنْتَ ؟
Anda dari mana?
شَرِيْف: أَنَا مِنْ بَاكِسْتَانِ
Saya dari Pakistan
مُحَمَّد: هَلْ أَنْتَ بَاكِسْتَانِيٌّ ؟
Apakah anda orang Pakistan?
شَرِيْف: نَعَمْ، أَنَا بَاكِسْتَانِيٌّ. وَمَا جِنْسِيَّتُكَ أَنْتَ ؟
Iya, saya orang Pakistan. Kalau engkau bangsa apa?
مُحَمَّد: أَنَا تُرْكِيٌّ، أَنَا مِنْ تُرْكِيَا
Saya orang Turki. Saya dari Turki
شَرِيْف: أَهْلاً وَسَهْلاً
Selamat datang!
 


مَرْيَم: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
زَيْنَب: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
مَرْيَم: مِنْ أَيْنَ أَنْتِ ؟
Anda dari mana?
زَيْنَب: أَنَا مِنْ مِصْرَ
Saya dari Mesir
مَرْيَم: هَلْ أَنْتِ مِصْرِيَّة ؟
Apakah anda orang Mesir?
زَيْنَب: نَعَمْ، أَنَا مِصْرِيَّة. وَمَا جِنْسِيَّتُكِ أَنْتِ ؟
Iya, saya orang Mesir. Kalau engkau bangsa apa?
مَرْيَم: أَنَا سُوْرِيَّة، أَنَا مِنْ سُوْرِيَا
Saya orang Syria. Saya dari Syria
زَيْنَب: أَهْلاً وَسَهْلاً

A H D A F

Ahdaf diartikan sebagai goal atau target. Di antara target yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab adalah:

I. al-Kifayatu al-Lughawiyah (Kecakapan Berbahasa)

  1. Kecakapan ini meliputi;
  • al-Ismtimaa’ (paham bahasa Arab dari mendengarkan)
  • al-Qira`ah (paham bahasa Arab dengan membacara)
  • al-Kalam (mahir berbicara)
  • al-Kitabah (berdasar kaidah dan kreatif)
  2. Unsur bahasa meliputi;
  • al-Ashwat (suara yang dzahir dengan macam-macamnya)
  • al-Mufrodat (ungkapan yang kontekstual atau istilah)
  • at-Tarkiib an-Nahwiyah (kemampuan yang sesuai dengan kaidah Nahwu, Shorf, dan Imla)
II. al-Kifaiyatu al-Ittisholiyah (Kecapakan Berkomunikasi)
Diharapkan pembelajar bahasa Arab mampu berkomunikasi secara lancar dengan bangsa yang bahasa ibunya adalah bahasa Arab, dengan konteks umum yang diterima khalayak, dengan cara lisan maupun tulis.

III. al-Kifayatu al-Tsaqofiyah (Kecakapan Budaya)

Dengan mengetahui budaya bahasa Arab, maka diharap dapat pula cakap dalam peradaban Islam sekaligus mengetahui bucaya dunia secara umum, selama tidak  bertentangan dengan pokok-pokok ajaran Islam.

source: al-Arabiyah Bayna Yadaika, hal. tsa

Al-Kalimah & Pembagiannya

الكَلِمَةُ
al-Kalimah

al-Kalimah adalah kata tunggal atau lafadz dengan makna tertentu, dalam bahasa Arab, al-Kalimah terdapat dalam sebuah sebuah al-jumlah al-mufiidah (kalimat yang sempurna).

al-Kalimah dibagi menjadi tiga; al-Ism, al-Fi'il, dan al-Harf.

1. Al-Ism (Kata Benda)
Apa-apa yang menunjukkan untuk sebuah makna yang tidak terikat dengan waktu. Contohnya: عِمَادٌ, بَيْتٌ, جَمَلٌ, هَوَاءٌ  Dan di antara tanda-tanda sebuah kata disebut sebagai al-Ism adalah: alif lam (ال), huruf nidaa (huruf untuk memanggil), huruf jarr (مِنْ, إِلَى, عَنْ, فِى, بِـ, عَلَى) dan tanwin.


2. Al-Fi'il (Kata Kerja)
 Apa-apa yang menunjukkan untuk sebuah makna yang terikat dengan waktu tertentu. Contohnya: شَرِبَ - يَشْرَبُ - اِشْرَبْ 

3. al-Harf (Huruf)
Apa-apa yang menunjukkan sebuah makna untuk selainnya, seperti contohnya:
مِنْ, إِنّ, هَلْ, بَلْ, فِى, إِلَى, عَنْ



Keadaan al-Kalimah Dilihat dari Perubahan dan Ketetapannya

Saat kita membaca sebuah al-Kalimah (kata) dalam sebuah al-Jumlah (kalimat), maka kita dapati ada beberapa al-Kalimah yang berubah-rubah (harokat akhirnya) sesuai posisinya dalam sebuah al-Jumlah. Akan tetapi, terkadang kita juga melihat banyak al-Kalimah tidak berubah (harokat akhirnya) meskipun terletak di manapun dalam sebuah al-Jumlah. Jenis yang pertama, al-Kalimah yang berubah-rubah harokat akhirnya disebut al-Mu'rob dan kedua yang tetap harokat akhirnya adalah al-Mabni.

al-'Irob (al-Mu'rob) terjadi karena pengaruh dari sebuah faktor dalam al-Jumlah (kalimat) yang menjadikan akhir kata (al-Kalimah) berubah. Maka dapat kita perhatikan harokat akhir sebuah al-Kalimah adalah rofa' (dhommah), nashb (fathah), jarr (kasroh), atau jazm (sukun).

Contoh:
al-Ism al-Mu'rob
النُّجُوْمُ فِى السَّمَاءِ
رَأْيَتُ النُّجُوْمَ فِى السَّمَاءِ
السَّمَاءُ بَالنُّجُوْمِ 

 al-Fi'il al-Mu'rob

تَظْهَرُ النُّجُوْمُ فِي السَّمَاءِ لَيْلاً
لَنْ تَظهرَ النُّجُوْمُ فِي السَّمَاءِ لَيْل
 لم تظهرْ النُّجُوْمُ فِي السَّمَاءِ لَيْل


al-Binaa (al-Mabni) adalah tetapnya akhiran (harokat) sebuah al-Kalimah dalam berbagai kondisi, meskipun berbeda-beda tempat dan posisinya dalam sebuah al-Jumlah, dan dari pengaruh berbagai macam faktor.

[Berikutnya akan dibahas al-'Irob terlebih dahulu]

Insya & Imla 1





Dengarkan dengan seksama materi imla di sini dan tulislah di selembar kertas!

Ism Isyaroh




Pada kotak sebelah kanan atas, merupakan contoh ism isyarah sebagai petunjuk untuk kata benda (ism) mudzakkar (laki-laki) yang dekat. هذا bisa diartikan sebagai "ini".

Pada kotak sebelah kanan bawah, merupakan contoh ism isyarah sebagai petunjuk untuk kata benda (ism) mudzakkar (laki-laki) yang jauh. ذلك bisa diartikan sebagai "itu."

Sedangkan kotak kanan kiri bagian bawah dan atas, sama maksudnya, tetapi digunakan untuk menunjuk (isyarah) kata benda (ism) yang muannats (jenis perempuan).


Kerjakan Latihannya di sini

Ahwaal Binaai al-Fi'il al-Madhi

 أَحْوَالُ بِنَاءِ الفِعْلِ المَاضِى
Ahwaal Binaai al-Fi'il al-Madhi
(Bentuk Tetap Fi'il Madhi)

Perhatikan Jumlah di Bawah Ini!
 
اِشْتَدَّ البَرْدُ        ثَارَ الغُبَارُ              نَزَلَ المَطَرُ
 الأَوْلاَدُ لَعِبُوْا      الرِّجَالُ سَافَرُوْا      العُمَّالُ تَعِبُوْا
 فَتَحْتُ البَابَ      تَلَقَفْتُ الكُرَةََ          أَخَذْتُ جَائِزَةً
 صَدَقْتَ فِى قَوْلِكَ         عَدَّلْتَ فِى حُكْمِكَ             أَحْسَنْتَ إِلَى النَّاسِ
 البَنَاتُ تَعَلَّمْنَ الحِيَاكَةَ     الأُمَّهَاتُ أَطْعَمْنَ أَوْلَادَهُنَّ     الفَتَياَتُ رَتَبْنَ المَائِدَةَ
خَرَجْنَا إِلَى الحُقُوْلِ       اِسْتَنْشَقْنَا الهَوَاءَ النَقِيَّ         قَطَفْنَا الأَزْهَارَ

Penjelasan 
Jika kita perhatikan dari contoh jumlah di atas, semuanya terdapat fi'il madhi. Sebagaimana kita ketahui, bahwa seluruh fi'il madhi adalah mabni (tetap). Di pelajaran ini kita ingin mengetahui perubahan yang terjadi pada fi'il madhi

Mari kita perhatikan contoh fi'il madhi di baris pertama. Kita dapati kalimah اِشْتَدَّ ثَارَ  نَزَلَ yang tidak ada bersambung dengan satu huruf satu pun. Dari contoh ini, dapat kita katakan bahwa setiap fi'il madhi yang tidak bersambung dengan satu huruf apapun maka disebut yubna/mabniyan 'alal fathi (bertanda fathah di akhir kalimah).

Kemudian kita perhatikan contoh di baris kedua. Kita dapati fi'il madhi pada baris kedua ini, semuanya bersambung dengan huruf waw jama'ah yang menunjukkan untuk jamak (lebih dari dua orang). Oleh karenanya, kita sebut kondisi seperti ini sebagai fi'il madhi mabniyun 'ala dhommah.

Pada baris selanjutnya, diketahui bahwa fi'il madhi bersambung dengan huruf taa mutaharrikah dan fi'il madhi diberi harokat sukun. Dalam keadaan seperti ini, maka kita sebut fi'il madhi mabniyun 'ala as-sukun. Demikian pula saat bersambung dengan nun niswah yang menunjukkan jamak untuk perempuan (mereka perempuan), dan "naa" yang menunjukkan arti kami sebagai fa'il. Maka semua kondisi ini fi'il madhi mabniy 'ala as-sukun, sedangkan huruf-huruf di akhirnya berfungsi sebaga fa'il.

Kaidah
al-Fi'il al-Madhi dibangun dengan fathah jika tidak bersambung dengan satu hurufpun. Jika bersambung dengan waw jama'ah maka dibangun atas dhommah. Dan jika bersambung dengan taa mutaharrikah, nun niswah, atau naa yang menunjukkan sebagai fa'il, maka fi'il madhi dibangun atas as-sukun.


Mufrodat
اِشْتَدَّ  = bertambah kuat
البَرْدُ  = dingin
ثَارَ   =
الغُبَارُ  = debu
لَعِبُوْا  = mereka telah bermain 
تَعِبُوْا  = mereka kecapaian
جَائِزَةً  = hadiah
الحِيَاكَةَ  = menjahit
أَطْعَمْنَ  = mereka perempuan memberikan makan
الفَتَياَتُ  = para pemudi
المَائِدَةَ  = hidangan 
الحُقُوْلِ  = kebun
اِسْتَنْشَقْنَا  = kami telah menghirup
النَقِيَّ  = bersih
قَطَفْنَا = kami telah memotong

Latihan
Silahkan donwload latihannya di sini (belum tersedia)

al-Tusaltsi al-Mujarrod

 التَّصْرِيْفُ الاِصْطِلاَحِيُّ
 at-Tashrif al-Isthilahiy
مِنْ الثُلاَثِيِّ المُجَرَّدِ
min al-Tusaltsi al-Mujarrod
Perhatikan contoh fi'il di bawah ini!
نَصَرَ - يَنْصُرُ    ضَرَبَ - يَضْرِبُ           فَتَحَ - يَفْتَحُ


فَرِحَ - يَفْرَحُ      كَرُمَ - يَكْرُمُ               حَسِبَ - يَحْسِبُ

Penjelasan
Seluruh fi'il madhi di atas merupakan al-Tsulatsi al-Mujarrod. Pada tiga contoh pertama di atas, harokat pada huruf keduanya adalah maftuh (fathah), adapun contoh berikutnya, dikasroh, dhommah, dan kasroh. 

Jika diperhatikan secara seksama, maka dapat ditemukan bahwa jika huruf kedua fi'il madhi maftuh (fathah), maka harokat di huruf sebelum terakhir pada fi'il mudhori'-nya bisa dhommah, kasroh atau fathah. Adapun jika huruf kedua di fi'il madhi kasroh maka ditemukan harokat pada huruf sebelum akhir di fi'il mudhori adalah fathah atau kasroh. Adapun jika huruf kedua di fi'il madhi dommah, maka dipastikan huruf kedua pada fi'il mudhori-nya hanya dhommah.

Kaidah
Dalam ats-Tsulatsi al-Mujarrod terdiri dari enam bab:
1. نَصَرَ - يَنْصُرُ
2. ضَرَبَ - يَضْرِبُ 
3. فَتَحَ - يَفْتَحُ
4. فَرِحَ - يَفْرَحُ
5. كَرُمَ - يَكْرُمُ
6. حَسِبَ - يَحْسِبُ

Mufrodat
 نَصَرَ  = dia (laki-laki) telah menolong
ضَرَبَ  = dia (laki-laki) telah memukul
فَتَحَ  = dia (laki-laki) telah membuka
فَرِحَ = dia (laki-laki) telah bergembira
كَرُمَ = dia (laki-laki) telah bermuarah hati

Pendalaman
Pelajari lebih lanjut wazan (timbangan) dari keenam bab di atas

al-Mabni wa al-Mu'rob


المَبْنِى وَالمُعْرَبُ
al-Mabni wa al-Mu'rob

Perhatikan Contoh Jumlah di bawah ini
1) أَيْنَ مَنْـِزلُكَ؟                        10) القَطْنُ عِمَادُ الثَّرْوَةِ فِي مِصْرَ
2) أَيْنَ تَذْهَبُ؟                        11) جَنَى الفَلاَّحُ القُطْنَ
3) إِلَى أَيْنَ تَسِيْرُ؟                     12) تُصْنَعُ المَلاَبِسُ مِنِ القُطْنِ
        * * *                          *  *  *
4) ذَبَحَ الجَزَّارُ شَاةً                   13) ذَبُلَتُ الوَرْدَةُ
5) الجَزَّارُ ذَبَحَ شَاةً                   14) شَمَمْتُ الوَرْدَةَ
6) هَلْ ذَبَحَ الجَزَّارُ شَاةً؟             15) نَظَرْتُ إِلىَ الوَرْدَةِ
        *  *  *                        *  *  *
7) مِنْ أَيِّ مَكَانٍ جِئْتَ؟              16) يَثْمِرُ البُسْتَانُ
8) جِئْتُ مِنْ مَنْزِلِي                   17) لَنْ يَثْمِرَ البُسْتَانُ  
9) أَخَذْتُ مِنْ أَبِي نُقُوْداً             18) البُسْتَانُ لَمْ يَثْمِرْ 
Pembahasan
Jika kita perhatikan kalimah أَيْنَ, ذَبَحَ, مِنْ di contoh jumlah di sebelah kanan (1-9) di atas, maka ditemui bahwa akhir ketiga kalimah tersebut tetap, tidak berubah, meskipun diletakkan di berbeda tempat. Kalimah  أَيْنَ, ذَبَحَ  akhirannya tetap fathah dan مِنْ akhirannya tetap kasroh

Dan jika kita perhatikan kalimah القُطْنُ ، الوَرْدَةُ ، يُثْمِرُ pada jumlah sebelah kiri (10-18) di atas, maka dapat ditemukan akhirannya pasti berubah mengikuti keadaan di mana ditempatkan. Kedua kalimah القُطْنُ ، الوَرْدَةُ didapati berubah dari rofa' (dhommah) menjadi nashb (fathah) kemudian menjadi jarr (kasroh). Sedangkan يُثْمِرُ berubah dari rofa' (dhommah) menjadi nashb (fathah) kemudian jazm (sukun).

Kaidah
  • al-Kalimah terbagi menjadi dua: yang tetap akhirannya di tempat manapun dalam sebuah jumlah disebut mabni dan yang berubah akhirnya disebut mu'rob.
  • al-Harf seluruhnya mabni, begitu pula seluruh fi'il madhi dan fi'il amr. 

Kerjakan Latihannya di sini

al-Mujarrod wa al-Majid

المُجَرَّدُ وَالمَزِيْدُ
 أَبْوَابُ المُجَرَّدِ
al-Mujarrod & al-Majid (bab al-mujarrod)

Perhatikan contoh jumlah berikut ini:

1. نَصَرَ – يَنْصُرُ               2. ضَرَبَ – يَضْرِبُ                   3. فَتَحَ – يَفْتَحُ 

4. فَرِحَ – يَفْرَحُ              5. كَرُمَ – يَكْرُمُ                      6. حَسِبَ – يَحْسِبُ

7. طَمْأَنَ – يُطَمْئِنُ         

Pembahasan
Fi'il madhi dalam enam jumlah di atas adalah "tsulatsi mujarrod." Pada fi'il di nomor pertama di atas kita baca huruf keduanya dengan harokat fathah (maftuh), sedangkan berikutnya juga dibaca maftuh, selanjutnya ada yang kasroh (maksur) dan dhommah (madhmum). 

Jika kita perhatikan dari contoh-contoh di atas, maka setiap fi'il madhi yang huruf keduanya maftuh, maka pada fi'il mudhari hurufnya akan dibaca madhmum, maksur, atau maftuh.  

Jika huruf kedua di fi'il madhi keadaanya maksur, maka hurufnya di fi'il mudhori' menjadi maftuh atau maksur, tetapi tidak pernah madmum. 

Dan jika huruf kedua di fi'il madhi keadaannya madhmum, maka huruf kedua pada fi'il mudhori; juga madmum, tidak yang lain.


Fi'il-fi'il di atas merupakan contoh yang berurutan dari bentuk yang terbanyak, jika semisal dengan نَصَر, maka disebut juga "bab nashoro"dan ini menjadi contoh terbanyak yang biasa dijadikan sebagai bab pertama. Bab kedua adalah Bab ضَرَب, begitu seterusnya.  


Adapun contoh yang ketujuh, ini merupakan fi'il ruba'i mujarrod, dan tidak ada bentuk mudhori kecuali satu saja yaitu dengan men-dhommah-kan huruf mudhori-nya (di awal fi'il) dan di-kasroh sebelum huruf akhir.

Kaidah
1) al-Fi'il al-Mujarrod ada dua; tsulasi dan ruba'i. Tsulasi dengan fi'il mudhari-nya terdiri dari 6 bab:


 نَصَرَ – يَنْصُرُ               2. ضَرَبَ – يَضْرِبُ                   3. فَتَحَ – يَفْتَحُ

4. فَرِحَ – يَفْرَحُ              5. كَرُمَ – يَكْرُمُ                      6. حَسِبَ – يَحْسِبُ

Adapun al-Ruba'i memiliki satu wazan (timbangan) saja, yaitu huruf mudhari-nya madhmum dan maksur sebelum akhir.



Pembagian Fi'il: Sahihul Akhir & Mu'talul Akhir

تَقْسِيْمُ الفِعْلِ إِلىَ صَحِيْحِ الآخِرِ وِمُعْتَلِ الآخِرِ
 Pembagian Fi'il menjadi Shahih Akhir & Mu'tal Akhir
 Perhatikan contoh-contoh di bawah ini:

1) أَلْقَى الصَيَّادُ شَبَكَتَهُ                        7) خَشِيَ مُحَمَّدٌ رَبَّهُ
2) دَعَا المَرِيْضُ الطَبِيْبَ                       8) أَبْغَي رِضَا الوَالِدَيْنِ
3) يَلْقَى المَسِيءُ جَزَاءَهُ                       9) يَبْنِي البَنَّاءُ مَسْجِداً
       * * *                      *  *  *
4) سَرُوَ الرَّجُلُ                         10) أَظْلَمَ المَكَانُ 
5) تَصْفُو السَمَاءُ                       11) اتَّقَدَ المِصْبَاحُ 
6) يَدْنُو فَصْلُ الشِّتَاءُ                   12) يَسْتَحِمُّ الغُلْمَانُ

Pembahasan: 
Kalimah pada tiga jumlah pertama di atas: أَلْقَى, دَعَا, يُلْقِى seluruhnya adalah fi'il yang diakhiri dengan alif karena diucapkan sebagaimana alif (fatha di akhir fi'il). Semua fi'il tersebut disebut fi'il mu'tal akhir. 

Perhatikan kalimah pula pada tiga jumlah kedua di atas: سَرُوَ, تَصْفُو, يَدْنُو, seluruhnya adalah fi'il yang diakhiri dengan waw. Fi'il ini juga dinamakan sebagai fi'il mu'tal akhir. 

Kemudian, pada jumlah ketiga terdapat kalimah: خَشِيَ, أَبْغَي,يَبْنِي, seluruhnya adalah fi'il yang diakhiri dengan ya. Semuah fi'il ini disebut sebagai fi'il mu'tal akhir. 

Adapun contoh fi'il di jumlah yang keempat tidak disebut sebagai fi'il mu'tal akhir karena tidak diakhiri oleh alif, waw, atau ya. 


Kaidah:

- Fi'il mu'tal akhir adalah fi'il yang diakhiri dengan huruf alif, waw, atau ya. Ketiga huruf ini disebut sebagai huruf 'illah.
- Sedangkan Fi'il Shahih Akhir adalah yang kosong dari ketiga huruf 'illah

Na'at


النَعْتُ
An-Na’at

Contoh

(1) هذَا كِتَابٌ مُفِيْدٌ .               (1) هذَا مَيْدَانٌ فَسِيْحٌ .
(2) قَرَأْتُ كِتَاباً مُفِيْداً .             (2) رَأَيْتُ مَيْدَاناً فَسِيْحاً .
(3) نَظَرْتُ فِي كِتَابٍ مُفِيْدٍ.         (3) جَرَيْتُ فِي مَيْدَانٍ فَسِيْحٍ.

(1) تَفَتَّحَتِ الوَرْدَةُ الجَمِيْلَةُ .
(2) قَطَفْتُ الوَرْدَةَ الجَمِيْلَةَ .
(3) نَظَرْتُ إِلَى الوَرْدَةِ الجَمِيْلَةِ


Pembahasan
Setiap kalimah dari tiga bagian contoh di atas;  مُفِيْدٌ – فَسِيْحٌ – الجَمِيْلَةُ, mengikuti ism sebelumnya, sebagai sifat dari ism sebelumnya tersebut. Oleh karenanya dia disebut sebagai na’at (sifat), sedangkan ism sebelumnya sebagai man’ut (yang disifati).

Jika diperhatikan lagi, semua tiga na’at di atas selalu mengikuti man’ut (ism yang disifati) dalam rafa’-nya, nashob-nya, dan jarr-nya. Seperti yang dapat dibaca di atas; مُفِيْدٌ kemudian menjadi مُفِيْداً dan yang ketiga dibaca مُفِيْدٍ. Semua ini (na’at) mengikuti man’ut (ism yang diseifati) sebelumnya. Begitupula pada contoh berikutnya.

Kaidah
- An-na’at adalah ism yang menunjukkan sifat ism sebelumnya, yang disebut sebagai man’ut.
- An-na’at mengikuti man’ut dalam keadaan rafa’, nashb, dan jarr-nya.

Donwload latihan Na'at wa Man'ut di sini

Jarr Al-Ism

جـَـرُّ الاِسْمِ

Jarr Al-Ism

Contoh
(1) نَزَلَ المَطَرُ مِنَ السَّمَاءِ        (2) يَأْتِي السَّمَكُ مِنَ البَحَرِ
(3) سَعَى الجَيْشُ إِلَى المَيْدَانِ    (4) سَارَتِ المَاشِيَةُ إِلَى الحَقْلِ
(5) يَنْزِلُ الجُنْدِيُ عَنِ الحِصَانِ   (6) يَذْهَبُ الخَوْفُ عَنِ الطِفْلِ
(7) يَطْفُو الخَشَبُ عَلَى المَاءِ     (8) يَسْقُطُ الثَّمَرُ عَلَى الأَرْضِ
(9) يَنْبَحُ الكَلْبُ فِي البُسْتَانِ      (10) دَخَلَ المُجْرِمُ فِي السِّجْنِ
(11) قَشَرْتُ الفَاكِهَةُ بِالسِّكِيْنِ    (12) يَتَقَاتَلُ الجُنُوْدُ بِالسُّيُوْفِ
(13) الجَائِزَةُ لِلسَابِقِ              (14) اِشْتَرَيْتُ قُفْلاً لِلخِزَانَةِ
 

Pembahasan
Semuanya jumlah di atas diakhiri dengan ism. Dan setiap ism tersebut didahului oleh sebuah harf. Pada contoh pertama, kita temukan harf مِنَ, kemudian pada contoh berikutnya terdapat harf إِلَى yang mendahului ism. Contoh berikutnya kita dapati haf عَنِ, عَلَى, فِي,بِـــــ,لـِـــ .

Jika kita perhatikan, bahwa setiap ism yang didahului oleh huruf di atas semuanya majrur (berharokat kasroh).

Kaidah
Di-jarr-kan ism jika didahului oleh salah satu harf jarr: مِنَ, إِلَى,عَنِ, عَلَى, فِي,بِـــــ,لـِـــ 

Download latihannya di sini

Inna dan Saudara-Saudaranya


 إنَّ وأخـواتـها
Inna wa Akhwatuhaa 

Contoh
إنَّ الجَمَلَ صَبُورٌ
الجَمَلُ صَبُوْرٌ
إنَّ الهَرَمَ قَدِيمٌ
الهَرَمُ قَدِيمٌ


عَلِمْتُ أنَّ الاِمْتِحَانَ قَرِيْبٌ
الامْتِحَانُ قرِيبٌ
يَسُرُّنِي أَنَّ الزَّهْرَةَ نَاضِرَةٌ
الزَّهرةُ نَاضِرَةٌ


كَأَنَّ الكِتَابَ أُسْتَاذٌ
الكِتَابُ أُسْتَاذٌ
كَأَنَّ القَمَرَ مِصْباحٌ
القَمَرُ مِصْبَاحٌ


البَيْتُ جَدِيْدٌ لَكِنَّ الأَثَاثَ قَدِيْمٌ
الأّثاثُ قديمٌ
شَبَّتِ النَّارُ لَكِنَّ الخَسَائِرَ قَلِيْلَةٌ
الخَسَائِرُ قَلِيْلَةٌ


لَيْتَ الفَاكِهَةَ نَاضِجَةٌ
الفَاكِهَةُ نَاضِجَةٌ
لَيْتَ القَمَرَ طَالِعٌ
القَمَرُ طَالِعٌ


لَعَلَّ الكِتَابَ رَخِيْصٌ
الكِتَابُ رَخِيْصٌ
لَعَلَّ المَرِيْضَ نَائِمٌ
المَرِيْضُ نَائِمٌ
 
Penjelasan
Semua jumlah di bagian kanan terdiri dari mubtada dan khobar yang marfu' sebagaimana yang telah dipelajari sebelumnya. Jika diperhatikan jumlah di bagian kiri di atas, maka didapati نَّ أنَّ كأنَّ لكنَّ ليْتَ لعلَّ. Jika diperhatikan seksama, maka ditemukan bahwa ism yang pertama (mubtada`) mansub (fathah di akhir) dan ism kedua tetap marfu' (dhommah di akhir). Perubahan di ism pertama ini terjadi jika sebuah jumlah didahului harf sebagaimana di atas. Maka jika huruf ini terdapat sebelum mubtada dan khobar, maka di-nashob-kan ism yang pertama (mubtada) dan disebut sebagai ism-nya (ism inna, ism laita, ism lakinna, dst). Sementara ism yang kedua (khobar) di-rofa'-kan maka menjadi khobar inna, ism laita, ism lakinna, dst.

- Inna dan anna berfungsi sebagai taukid (penekanan) mubtada terhadap khobar.
- Laakinna sebagai pemberitahuan kepada pendengar agar tidak mendengar hal yang disampaikan bukan apa yang dimaksud.
- Laita untuk menunjukkan angan-angan agar tercapai sesuatu (jauh dari kemungkinan.
- La'alla sebagai harapan agar menjadi kenyataan yang diinginkan (dapat terwujud)

Kaidah
Inna wa akwatuha sebelum mubtada dan khobar, maka di-nashob-kan yang pertama sebagai ism-nya, dan di-rofa'-kan yang kedua sebagai khobar-nya.